island

island
brought

Thursday, 28 January 2016

Daftar  Peristiwa Bunuh Diri Massal Paling Bersejarah 

 

Puputan, Bali

Kehormatan dan kebanggaan adalah hal yang menopang kerajaan kuno di seluruh dunia, ke titik di mana lebih baik mati daripada dijajah.
Pada tahun 1906 sebuah ritual bunuh diri massal yang dikenal sebagai Puputan, dilakukan supaya para korban terhindari dari ditangkap dan diperbudak oleh penjajah Belanda. Raja memerintahkan semua barang-barang berharga dibakar dan semua orang mulai dari anak bungsu hingga para istri dan para imam agama berbaris secara khusyuk menuju penjajah. Ketika mereka berhadapan dengan resimen Belanda, imam kepala menusukkan belati ke jantung Raja, dan hal ini menandakan dimulainya Puputan.
Seluruh kelompok secara bersamaan mulai membunuh satu sama lain sementara para wanita melemparkan uang dan perhiasan ke arah pasukan yang tertegun. Lebih dari 1000 orang warga Bali bunuh diri pada bulan September itu, membuat Belanda tak bisa melakukan apa-apa. Anak-anak sekarang diajarkan tentang Puputan dan hari diperingati dengan membuat percaya reenactments jalan.
Hingga sekarang, anak-anak masih mendengar cerita tentang Puputan ini, dan hari itu dikenang dalam sebuah perayaan yang memeragakan kejadian tersebut di jalanan.

Harakiri, Jepang

Sebagai bagian dari kehormatanSamurai Bushido kehormatan, bunuh diri dengan Harakiri atau Seppuku sering dilakukan untuk mempertahankan kehormatan atau meghindari rasa malu. Seseorang akan mengambil pedang pendek yang dikenal sebagai tanto dan menghujamkannya ke dalam perutnya, membuat irisan yang sangat menyakitkan dan mematikan. Untuk memastikan kematiannya, seorang Samurai akan memenggal kepalanya.
Ini adalah kebiasaan yang umum selama pertempuran untuk menghindari kematian atau penyiksaan oleh musuh, meskipun juga sering digunakan untuk menghukum pelanggaran serius. Meskipun hukuman mati dihapuskan pada tahun 1873, Seppuku sukarela sering terjadi di tahun 1900an, terutama di akhir Perang Dunia II, ketika banyak tentara dan warga sipil melakukan Seppuku massal untuk menghindari menyerah. Kemudian, pada tahun 1970 sebuah kelompok pemberontak melakukan Seppuku massal di markas Pertahanan Jepang setelah gagal melakukan kudeta.

Pemberontak Sicarii, Masada, Israel

Pada abad ke-60 AD, saat tombak dan katapult masih menjadi senjata perang, penaklukan bangsa Roma di Yudea memaksa 960 orang Yahudi fanatik untuk merebut dan kemudian mengisolasi dirinya di atas benteng Raja Herodes. Benteng tersebut, dibangun di atas sebuah dataran tinggi batu di Gurun Yudea, yang sekarang menjadi situs benteng kuno dan istana. Kelompok ini tinggal di sana selama setengah dekade, membangun rumah dan perlahan-lahan berkembang, sampai akhirnya terjadi pengepungan oleh tentara Romawi pada abad ke-72, ketika Kaisar Flavius ​​Lucius Silvius membangun jalan besar yang dapat digunakan untuk menembus dinding benteng dan menangkap para pemberontak.
Tapi yang bisa mereka temukan hanyalah bangunan yang membara dan mayat membusuk dari mereka yang memilih mati daripada menyerah. Hanya dua perempuan dan lima anak yang selamat untuk menceritakan kisah tentang bangsanya, yang terangkum dalam kata-kata pemimping mereka, Eleazar ben Yair, dalam pidato terakhirnya:
"Biarkan istri-istri kami dibunuh sebelum mereka disalahgunakan, dan anak-anak kita sebelum mereka merasakan perbudakan, dan setelah kami telah membunuh mereka, mari kita saling memberikan keuntungan mulia ini ke satu sama lain.."

No comments:

Post a Comment